--> Skip to main content

Tawadu' Al Habib Alwi bin Segaf Assegaf sampai ke liang lahad


Al Habib Alwi bin Segaf Assegaf lahir di Seiwun pada tanggal 13 Ramadhan 1227 H. Beliau tumbuh dan terdidik dalam asuhan ayahnya al Habib Segaf Assegaf. Setelah menginjak usia tamyiz, beliau memulai belajar al Quran sampai khatam dengan sempurna beserta tajwidnya. Kemudian beliau mempelajari berbagai cabang ilmu agama dari banyak ulama pada masanya di sekitar Hadramaut.

Adapun Syaikh futuhnya adalah al Habib al Arif billah Sayidina Ali bin Muhammad al Habsyi. Setelah mendapatkan izin dari gurunya, al Habib Ali bin Muhammad al Habsyi, beliau berangkat menuju Jawa pada tahun 1306 H. Yang menemani beliau dalam perjalanan adalah al Quthub al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf.

Beliau termasuk guru pertama yang mengajarkan berbagai ilmu agama di Madrasah al Khairiyah Surabaya. Kemudian beliau menetap di kota yang diberkahi Pasuruan. Beliau wafat pada tanggal 17 Sya`ban tahun 1336 H.

Termasuk dari pada yang hadir adalah al Habib Muhammad bin Ahmad al Muhdhar, bahkan beliau termasuk yang memasukan al Habib Alwi ke lahad karena di antara keduanya terjalin kecintaan yang dalam.
Di masa hidup Al Habih Alwi, Al Habib Muhammad berharap agar diijinkan mencium tangan beliau namun al Habib Alwi selalu menolak karena tawadhu. Keduanya sama-sama menganggap saudaranya lebih utama dari dirinya.

Ketika al Habib Muhammad menyingkap pipi al Habib Alwi untuk diletakan ke tanah sebagaimana sunahnya, beliau berkata, “Di masa hidupmu aku berharap untuk mencium tanganmu namun engkau selalu menolaknya, kini aku akan mencium pipimu.”

Kemudian beliau merunduk agar dapat menciumnya namun jenazah al Habib Alwi memalingkan wajah seakan menolak untuk dicium. Al Habib Muhammad kemudian menceritakan itu kepada dua orang lain yang ikut membantu di lahad. Lalu Beliau merunduk kedua kali untuk memastikan karomah al Habib Alwi, ternyata jenazah al Habib Alwi kembali memalingkan wajah. Al Habib Muhamamd pun berkata, “Bahkan setelah wafat engkau tidak ingin seorang pun menciummu.”
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar